Pembanding…
Apa yang pertama kali
yang kita bayangkan apabila kata pembanding disebut??
Tentu setiap kepala
akan memiliki satu jawaban yang mungkin berbeda dengan kepala yang lainnya. Bagi saya
pembanding adalah satu kata yang bisa membuat anda bahagia dan membuat anda
tidak bahagia.
Tersebutlah tembok
berlin,
Pembatas antara Jerman Barat dan Jerman timur. Tembok ini mulai dibangun pada tanggal 13
Agustus 1961. Banyak hal yang bisa kita
kupas dari tembok yang membelah Negara yang dahulunya adalah satu. Bahkan pada Perang Dunia ke Dua, Jerman
merupakan Negara besar yang bahkan
hampir menyapu bersih seluruh daratan Eropa.
Namun sejarah mengatakan lain, dan pada akhir cerita Jerman kelah perang.
Singkat kata terjadi
dua pengaruh antara Amerika dan Uni Soviet sehingga muncullah Jerman Barat dan
Jerman Timur.
Foto Foto kekalahan jerman dapat dilihat disini |
Republik Demokratik Jerman
(Jerman Timur) dideklarasikan pada tangga 7 Oktober 1949. Dengan perjanjian
rahasia, Menteri Luar Negeri Soviet menyetujui otoritas administratif Jerman
Timur. Uni Soviet sendiri tetap mempenetrasi dan mengontrol penuh militer,
polisi rahasia, dan administratif Jerman Timur.
Jerman Timur berbeda
dengan Jerman Barat (Republik Federal Jerman), yang berkembang menjadi negara
kapitalis dengan sistem ekonomi pasar sosial ("Soziale Marktwirtschaft" dalam bahasa Jerman) dengan
pemerintahan demokrasi parlementer. Pertumbuhan ekonomi yang luar biasa pada
tahun 1950-an memunculkan "keajaiban ekonomi" ("Wirtschaftswunder"). Source
disini.
Demikian lah waktu
berjalan dan suka tidak suka ternyata Jerman Barat lebih maju dibanding dengan
Jerman Timur. Namun saat itu warga
Jerman Timur belum melihat hal tersebut dan karena tidak membandingkan dengan
“tetangga sebelah” maka mereka cukup fine. Namun ternyata setelah mengetahui hal
tersebut maka timbullan iri yang bermula dari proses membandingkan.
Cerita menarik lainnya
adalah warga jerman timur sering melempar kotoran ke balik tembok untuk membuat
kegaduhan namun ternyata dibalas oleh “tetangga sebelah” dengan melemparkan
balik makanan dengan kalimat “ Terima kasih atas pemberian yang kalian miliki,
Kami hanya bisa memberikan apa yang kami miliki, semoga bisa bermanfaat untuk
saudara sebangsaku”
Reunifikasi Jerman terjadi tanggal 3 Oktober 1990. Penghancuran
tembok ini selesai bulan November 1991. Hanya sedikit bagian tembok dan menara
tetap dipertahankan, sebagai tempat memorial.
Banyak sekali kisah yang saya tahu tentang proses
membandingkan ini. Diantaranya yang saya
kenang hingga sekarang adalah cerita seorang anak kecil. Seperti kebanyakan anak
lainnya. Anak kecil cenderung banyak maunya.
Si anak kecil ini teramat menginginkan sepatu baru. Namun tidak langsung keinginannya tersebut
terkabul. Baru beberapa lama kemudian
ternyata sang ayah mengajaknya ke toko sepatu. Tapi sayang seribu sayang yang
didapataknnya tidak sesuai keinginannya.
Bagi sang ayah tentu saja ingin membelikan apa yang diingkan anak.
Tapi budget
adalah musuh terbesar saat itu. Sehingga sepatu yang dibeli bukan sesuai
dengan keinginan sang anak. Dan selama
perjalanan pulang dari toko sepatu wajah sang anak terlipat ribuan kali karena
keinginannya tidak terkabul padahal sudah dibelikan sepatu “wajar”.
Tak lama kemudian saat masih cemberut,
berkerut dan alis bertaut dia tak sengaja melihat anak lainnya yang bahkan tak
memakai sepatu apalagi sepatu baru, bahkan anak itu tak bisa memakai sepatu
karena tak memiliki kaki. Maka dalam
pembandingan ini sang anak pun bisa menerima bahkan bersyukur.
Teringat akan sabda sang junjungan, dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Jika salah seorang di antara kalian
melihat orang yang memiliki kelebihan harta dan bentuk (rupa) [al kholq], maka
lihatlah kepada orang yang berada di bawahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kisah lainnya yang masuk melalui
whatsapp dari guru ngaji saya yaitu kisang sepasang suami istri yang sedang
mengendarai sedan mereka di jalan raya. Memang bukan mobil baru, hanya keluaran
90-an. Tetapi masih cukup baik untuk digunakan.
Pada suatu persimpangan, sang suami
melihat seorang pemuda dari arah berbeda juga mengendarai sedan dengan merk
yang sama. Tetapi produksi tahun terbaru dan sangat mulus.
Sang suami bergumam dalam hati,
"Andaikan saja mobilku seperti pemuda itu."
Setelah berjalan lagi, giliran sang
istri melihat sedan hitam sedang parkir di tepi jalan. Kemudian ia mengamati
seorang kakek keluar dari mobil itu dan membukakan pintu sebelahnya untuk
seorang nenek yang duduk di sampingnya.
Kali ini sang istri terbetik dalam
hati, "Seandainya saja suamiku seromantis kakek itu, sudah tua tetap membukakan
pintu mobil untuk istrinya."
Ternyata, jika dua kisah ini
diceritakan dari sudut pandang berbeda, sebuah pelajaran berharga bisa kita
dapatkan. Rupanya si pemuda pertama yang sedang mengendarai sedan mahal juga
melihat kepada suami istri ini.
Pada waktu yang sama ia pun bergumam
dalam hati, "Andaikan saja aku seperti bapak itu, walaupun mobil lawas
tetapi milik sendiri. Daripada mobil terbaru seperti ini tapi aku hanya
sopir."
Begitu pula si kakek bersedan hitam,
tanpa sengaja ia juga mencuri pandang kepada suami istri ini. Pada saat itupun
ia terbetik dalam hati, "Seandainya saja pintu mobilku tidak rusak seperti
mobil ibu itu, pasti aku tidak perlu repot-repot harus membuka dari luar."
Nah, betul kan sebuah pelajaran!
Terkadang manusia melihat rumput tetangganya selalu lebih hijau, tanpa mereka
sadari sebenarnya tetangganya justru menginginkan rumput mereka.
So…kata pembanding memiliki dua sisi yang
berbeda.. Silahkan anda menggunakannya pada kedua bilah sisi tersebut.. apabila
anda demotivasi sesakali bandingkan lah dengan yang lebih tinggi namun
sebaliknya pun demikian.. Asal kadarnya pas tidak berlebihan maka akan terasa
nikmatnya sebuah kata ini… So anda ingin membandingkan diri anda dengan
siapa???
Bagi saya yang terpenting adalah bandingkanlah
saya yang sekarang dengan saya yang dahulu..So
I chose to compare with my self..How about you??
Komentar
Posting Komentar