Karena diam berarti mati?
Sebuah ungkapan yang saya pertama
kali dengar waktu SMA. Qodarulloh tempat saya ber SMA tidak
jauh dari tempat tinggal mungkin 1 km. Dan
seperti siswa yang rumahnya dekat dengan Sekolahnya maka biasanya datang pas
jam masuk kurang dikit. Sudah jama’
bahwa ternyata yang paling cepat sampai adalah siswa yang betempat tinggal jauh
yang jarak tempuhnya saat itu mencapai 1 jam.
Psikologi ini terus berulang pada kantor, tempat ibadah dan lain
sebagainya intinya yang dekat dengan lokasi bukan berarti yang paling cepat
sampai.
![]() |
SMAN 1 Leuwiliang Bogor |
Terlepas dari itu semua maka,
hari-hari ini saya bermimpi atau lebih tepanya “ngarep” untuk dapat bekerja di Kantor Pusat. Tentu akan sangat berbeda dengan kebiasaan
saya ngantor di tempat awal. Sebelumnya
jarak antara rumah dan tempat kerja cukup 10 menit dan seperti dapat ditebak
lebih banyak tidak on time nya
dibanding ontime. Nah nantinya rencan akan ngontrak di Bogor
dengan kantor berada di Jakarta yang jarak tempuh 1.5 jam dan effort yang luar biasa.
Diawali dengan naik motor menuju
stasiun, jadi train man yang siap
berpadat-padat ria dan diteruskan menggunakan angkot tentu saja akan menjadi
tantangan baru. Tapi itu lah hidup,
keluar dari zona nyaman tentu akan menggeser habit yang mendarah daging.
Bagi saya tentu tak mudah tapi
manusia adalah anak dari kebisaan. Awalnya tentu sangat menguras tenaga dan
fikiran tapi lama-lama menjadi terbiasa dan mungkin akan menikmati. Banyak orang yang ngantor di Jakarta rumahnya
di Bekasi, di Depok, di Bogor dan intinya di daerah penyokong Jakarta. And they
can.
Lalu apa korelasinya dengan judul
diatas. Sebetulnya ingin menegaskan saja
bahwa kita tentu saja harus menjadi lebih baik.
Saya mudah sekali bosan dengan rutinitas yang ada. Lebih banyak mengantuk untuk hal-hal yang
membosankan. Dan bagi saya rutinitas
kerja akan sangat membosankan apabila tidak ada tantangan dan perubahan
didalamnya.
Kita bersinergi, berkolaborasi,
berdebat untuk dapat berkontribusi optimal.
Bagi saya saat ini, di tempat ini sudah habis energi tersebut. So I Chose
to break my habit and get out from my comfort zone, not easy but possible. Kalimat yang saat ini melintas difikaran saya
adalah sebuah quote “ jika kita tidak
bisa kita bisa belajar sampai bisa, bila kita tidak mampu kita dapat berusaha
sampai mampu namun apabila kita berhenti berarti sejarah kita pun terhenti”.
So tetap berubah, sunatulloh mengajarkan demikian, air
yang mengalir akan jauh lebih sehat dibanding air yang tergenang, otot yang
selalu dilatih akan berkembang, otak yang selalu digunakan berfikir akan
terhindar dari pikun, dan itu juga mungkin kenapa para pensiunan tiba tiba
banyak terkena penyakit padahal waktu bekerja sehat sehat saja. Well karena diam itu mematikan kawan.
Komentar
Posting Komentar