Masjid rumah ku dan rumahmu..
Masjid Dian Al Mahri |
Berbicara tentang masjid maka sungguh ini adalah perkara yang besar.
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan
sholat, menuaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada
Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. at-Taubah:18)
Adapun kata “memakmurkan” adalah salah satu arti dari sebuah kata
dalam bahasa Arab yaitu ( عَمَرَ – يَعْمُرُ -عِمَارَةً ) yang juga
memiliki banyak arti lain di antaranya: menghuni (mendiami), menetapi,
menyembah, mengabdi (berbakti), membangun (mendirikan), mengisi,
memperbaiki, mencukupi, menghidupkan, menghormati dan memelihara.
Masjid Raya Makhfudz, Makassar, Sulawesi, Indonesia |
Dengan demikian, yang dimaksud “memakmurkan masjid” adalah membangun dan mendirikan masjid, mengisi dan menghidupkannya dengan berbagai ibadah dan ketaatan kepada Allah I, menghormati dan memeliharanya dengan cara membersihkannya dari kotoran-kotoran dan sampah serta memberinya wewangian. Baca selengkapnya di sini.
Akan tetapi banyak didapati bahwa masjid-masjid kaum muslimin terbilang sepi ( semoga Allah merahmati kaum muslimin dan memberikan petunjuk untuk memakmurkan masjid). Apalagi untuk sholat subuh dimana hanya satu dua shaff atau kurang.
Untuk menyemangati kita maka ada beberapa sabda rasululloh mengenai anjuran sholat berjamaah di masjid.
1) Menggugugurkan dosa & meninggikan derajat
مَنْ رَاحَ إِلَى مَسْجِدِ الْجَمَاعَةِ فَخَطْوَةٌ تَمْحُو سَيِّئَةً وَخَطْوَةٌ تُكْتَبُ لَهُ حَسَنَةٌ ذَاهِبًاوَرَاجِعًا
Barangsiapa berangkat ke masjid,
maka satu langkah menghapus satu keburukan, dan satu langkah ditulis
satu kebaikan, di saat pergi dan pulang.
(HR. Ahmad, no: 6599, 10/103, dari Abdulloh bin Amr bin Al-Ash, dishohihkan syaikh Ahmad Syakir)
2) Meraih seperti pahala haji.
Rasululloh bersabda:
مَنْ خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ مُتَطَهِّرًا إِلَى صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْحَاجِّ الْمُحْرِمِ وَمَنْ خَرَجَ إِلَى تَسْبِيحِ الضُّحَى لَا يَنْصِبُهُ إِلَّا إِيَّاهُ فَأَجْرُهُ كَأَجْرِ الْمُعْتَمِرِ وَصَلَاةٌ عَلَى أَثَرِ صَلَاةٍ لَا لَغْوَ بَيْنَهُمَا كِتَابٌ فِي عِلِّيِّينَ
Barangsiapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju sholat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji berihrim. Barangsiapa keluar untuk sholat sunnah dhuha, dia tidak berdiri kecuali karena itu, maka pahalanya seperti
pahala orang yang berumroh. Dan (melakukan) sholat setelah sholat
lainnya, tidak melakukan perkara sia-sia antara keduanya, ditulis di
kitab ‘illiyyin. (HR. Ahmad; Abu Dawud; dari Abu Umamah, dishohihkan Al-Albani)
3) Jaminan khusnul khotimah atau pahala besar
Rasululloh bersabda:
ثَلَاثَةٌ كُلُّهُمْ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ رَجُلٌ خَرَجَ غَازِيًا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ وَرَجُلٌ رَاحَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ حَتَّى يَتَوَفَّاهُ فَيُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ يَرُدَّهُ بِمَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ وَغَنِيمَةٍ وَرَجُلٌ دَخَلَ بَيْتَهُ بِسَلَامٍ فَهُوَ ضَامِنٌ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
Tiga orang dijamin oleh Alloh ‘Azza wa Jalla:
- Seseorang yang keluar berperang fii sabilillah, maka dia dijamin oleh Alloh sehingga Alloh akan mematikannya, lalu memasukkan ke dalam sorga, atau Alloh akan memulangkannya dengan meraih pahala dan ghonimah.
- Seseorang yang berangkat ke masjid, maka dia dijamin oleh Alloh sehingga Alloh akan mematikannya, lalu memasukkan ke dalam sorga, atau Alloh akan memulangkannya dengan meraih pahala dan ghonimah.
- Seseorang yang masuk rumahnya dengan mengucapkan salam, maka dia dijamin oleh Alloh.
(HR. Abu Dawud, dari Abu Umamah, dishohihkan syaikh Al-Albani di dalam Shohih Abi Dawud 2/273)
4) Setiap pergi ke masjid disiapkan tempatnya di sorga
Rasululloh bersabda:
مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ
Barangsiapa pergi di waktu pagi ke
masjid, dan pergi di waktu sore, Alloh menyiapkan baginya tempat
tinggalnya di sorga setiap dia pergi di waktu pagi dan di waktu sore.
(HR. Bukhori, no: 662, dari Abu Huroiroh)
5) Keutamaan besar! Jika orang tahu, dia akan datang walaupun merangkak!!
Rasululloh bersabda:
قَالَ لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي النِّدَاءِ وَالصَّفِّ الْأَوَّلِ ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلَّا أَنْ يَسْتَهِمُوا عَلَيْهِ لَاسْتَهَمُوا وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِيرِ لَاسْتَبَقُوا إِلَيْهِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِي الْعَتَمَةِ وَالصُّبْحِ لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
Seandainya manusia mengetahui
(keutamaan) yang ada pada adzan dan shof awal, lalu mereka tidak akan
mendapatkannya kecuali mereka melakukan undian padanya, pastilah mereka
melakukan undian. Dan seandainya mereka mengetahui (keutamaan)
bersegera (ke masjid), sungguh mereka pasti berlomba padanya. Dan
seandainya mereka mengetahui (keutamaan) yang ada pada (sholat) ‘atamah
(isya’) dan subuh, sungguh mereka pasti mendatangai keduanya, walaupun
merangkak. (HR. Bukhori, no: 615, dari Abu Huroiroh)
Untuk lebih lengkap dapat membaca artikel Keutamaan Sholat Jama’ah Di Masjid.
Membangun masjid adalah pekerjaan pertama yg
Rasulullah saw lakukan ketika sampai di Madinah. Masjid adl sarana utama
utk pemberdayaan sumber daya masyarakat Islam. Masjid pada masa
Rasulullah saw dan generasi Islam pertama dijadikan pusat kegiatan
dakwah sentra pengembangan keilmuan pemikiran moral pendidikan dan
sosial. Di sanalah tempat para sahabat menimba ajaran-ajaran Islam dan
tempat memecahkan segala urusan mereka sehari-hari.
Masjid di
masa Rasulullah saw bukan hanya sebagai tempat penyaluran emosi religius
semata ia telah dijadikan pusat aktivitas umat. Hal-hal yg dapat
direkam sejarah tentang fungsi masjid di antaranya :
Masjid Istanbul Turki |
- Tempat latihan perang. Rasulullah saw mengizinkan ‘Aisyah menyaksikan dari belakang beliau orang-orang Habasyah berlatih menggunakan tombak mereka di Masjid Rasulullah ` pada hari raya.
- Balai pengobatan tentara muslim yg terluka. Sa’d bin Mu’adz z terluka ketika perang Khandaq maka Rasulullah ` mendirikan kemah di masjid.
- Tempat tinggal sahabat yg dirawat.
- Tempat menerima tamu. Ketika utusan kaum Tsaqif datang kepada Nabi saw beliau menyuruh sahabatnya utk membuat kemah sebagai tempat perjamuan mereka.
- Tempat penahanan tawanan perang. Tsumamah bin Utsalah seorang tawanan perang dari Bani Hanifah diikat di salah satu tiang masjid sebelum perkaranya diputuskan.
- Pengadilan. Rasulullah ` menggunakan masjid sebagai tempat penyelesaian perselisihan di antara para sahabatnya.
Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei Darussalam |
Selain
hal-hal di atas masjid juga merupakan tempat bernaungnya orang asing
musafir dan tunawisma. Di masjid mereka mendapatkan makan minum pakaian
dan kebutuhan lainnya. Di masjid Rasulullah ` menyediakan pekerjaan bagi
penganggur mengajari yg tidak tahu menolong orang miskin mengajari
tentang kesehatan dan kemasyarakatan menginformasikan perkara yg
dibutuhkan umat menerima utusan suku-suku dan negara-negara menyiapkan
tentara dan mengutus para da’i ke pelosok-pelosok negeri.
Masjid
Rasulullah saw adalah masjid yg berasaskan taqwa. Maka jadilah masjid
tersebut sebuah tempat menimba ilmu menyucikan jiwa dan raga. Menjadi
tempat yg memberikan arti tujuan hidup dan cara-cara meraihnya. Menjadi
tempat yg mendahulukan praktek kerja nyata sebelum teori. Sebuah masjid
yg telah mengangkat esensi kemanusiaan manusia sebagai hamba terbaik di
muka bumi.
Komentar
Posting Komentar