Perjuangan, cinta, perjalanan sang ksatria (part4 tapi enggak menutup kemungkinan langsung the end)

Sub judul : inikah rasa garam

Bebal nian ni bocah. Tetapi dia selalu mengelak dan tak sudi dibilang bebal apalagi bodoh.  Saat ini bocah tak bernama atau belum bernama ini duduk di kelas 2 SD.  Hingga hari ini SD Negeri tempat bersekolah bocah tersebut masih satu satunya sehingga menjadi sebuah retoris (salah satu bentuk majas) mengapa SD Negeri tersebut bernama SD Negeri 1.  Kenapa tidak langsung saja SD Negeri "nama kampungnya" bukankah memang hanya satu satunya didesanya.

Pengalaman pertama kali masuk sekolah akan diceritakan pada kesempatan yang lain (doain moga-moga kesempatan yang lain itu dateng).

Berbicara tentang kebebalan dan kebodohan secara akademik maka sebuah kemutlakan dan keniscayaan bagi si bocah untuk menyandangnya.  Bagaimana tidak jika pada Rapor kelas 1 catur wulan satu sampe kedua dengan jumawanya angka angka berwana merah menghiasi rapor.   Tidak hanya satu tetapi empat angka merah setia nongkrong di rapornya semenjak caturwulan pertama.  Jika ada karakter bebal maka sibocah ini mirip dengan Nobita.

Tetapi seperti pada paragraf pertama bocah ini selalu berkelit dan memiliki alasan untuk tak mau disebut bebal.  Ia mampu membaca dan memang gemar membaca.  Dari kegemarannya membaca, maka didapat "wangsit" untuk beralasan. Alasan yang paling disukainya saat itu adalah " alasan Einstein".

Asal muasal nya, saat dia kelas satu catur wulan ketiga sebelum THB (tes hasil belajar), dia mendapat mandat dari wali murid untuk membersihkan perpustakaan.  Di SDN 1 atau bisa juga disebut satu-satunya ini, perpustakaan adalah ruangan tempat kecoa berkembang biak.  Rak nya hanya satu dengan meja bundar dan dilengkapai empat kursi kayu. Ruangannya pun hanya 5 langkah ukuran orang dewasa.  Untungnya atapnya tidak bocor.  Tetapi jika bocah ini besar maka dia mungkin akan mendefinisikan ruangan perpustakaannya dulu sebagai gudang tak terurus.

Dengan dibantu teman sekelasnya ia mulai membuka ruangan perpustakaan. Di bongkarlah buku-buku bersampul debu.  Kebanyakan bukunya adalah buku paket pelajaran hanya beberapa saja buku cerita dan buku pengayaan penunjang.  Saat teman-temannya sibuk membersihkan buku tak dinyana tak disangka, dia kejatuhan buku "  Seri Biografi Dunia - Albert Einstein  ". Kata pertama yang keluar dari mulutmya adalah "Ouch".  Buku  setebal 22 halaman tersebut menarik minatnya.  selang tak seberapa lama dia pun habis membaca buku tersebut.  Saat yang lainnya bergumul dengan debu-debu maka dia hanya membolak-balik lembar demi lembar buku tersebut ( kelakuan yang enggak boleh ditiru )

Seperti tersambar petir dia pun menyimpulkan " Einstein si penemu bom atom yang terkenal itu dulunya pas masih kecil  terlambat berbicara dan kena Autisme. Waktu kecil juga suka lalai dengan pelajaran tapi gedenya bisa keren gitu..kenapa aku enggak?"

Semenjak itu dia serius bahkan enggak cuma serius tapi seribu rius untuk belajar menjelang THB.  Saat angka merah mejeng dengan kerennya di rapor cawu 2 enggak cuma si bocah yang galau tapi adik perempuan ibunya (disebut apa ya ?) ikutan galau.Maka "dengan bantuan bulan akan menghukummu" ( emang sailormoon apa Lek ( adik perempuan ibu dalam bahasa jawa)).  Maka dengan usaha sungguh sungguh banting tulang memeras keringat, Lek dengan si bocah bahu membahu untuk mengusir angka angka merah yang setia mejeng di rapornya.

Tiap sore setelah magrib dengan seksama dalam tempo yang tidak singkat dilahapnya dari IPA, IPS, bahasa plus lainnya.  Ditambah dengan Omnya yang setia dengan cubitan maut kalo salah menjawab. Salah dua fragmen terajaib tentang ini bocah saat dia menimba ilmu dari  Lek "perempuan bertangan protal" dan Om "si pencubit maut" adalah:

1.  Ada soal dari pelajaran IPA yaitu Cara perkembang biakan gajah :
maka si anak berlogika gajah itu besar. Besar banget malah. Bagian gajah yang paling besar adalah kandangnya.  Anaknya juga bakalan besar maka kasian kalo gajah mesti kayak manusia yang mengandung.  Bayangkan kalo gajah yang besar itu mengandung anak gajah yang juga bakalan besar kan repot, ibu aja kayaknya capek pas hamil adik apa lagi gajah. Maka dengan serta merta dan lantang dia mengatakan dengan kebulata tekad bahwa gajah berkembang biak dengan bertelur agak induk gajah tidak repot. ( asumsi yang logis)


2.  Masih pelajaran IPA, kenapa yang ajaibnya pelajaran IPA, mungkin karena suatu saat yang namanya ipa yang masih lucu-lucunya dan hampir semua anak SD dan TK suka sama pelajaran IPA bakalan kaget bahwa ipa berubah jadi MAFIA si bikin stress (MAFIA : Matematika, Fisika, Kimia ) (eh matematika sih bukan IPA bung).  Pertanyaan sederhana waktu itu adalah apakah rasa garam :
maka si anak kali ini tidak mampu berasumsi.  maka dengan menguatkan otot perutnya dia pasrah menerima cubitan maut dari Omnya.
Si bocah bilang langsung to the point enggak make tedeng aling-aling " enggak tahu !"
maka dengan secepat kilat sepertinya tangan Omnya akan mendarat mulus di perutnya tapi tiba-tiba ada portal yang mengakibatkan tangan tersebut tidak mampu mendarat.  Tidak lain dan tidak bukan adalah Leknya (wuihhhh tiba-tiba dibenak si bocah Leknya menjadi bidadari penyelamat) tapi dugaannya tidak terbukti dicomotlah garam dari dapur terus si bocah suruh menyicipin.
" Saiki opo rasane ?" tanya Leknya.
"Mboh opo iki rasane" jawab si bocah.
"Yeee gimana saya tahu ini rasanya apa.. ya kayak gini ini rasanya apa Lek?" imbuh si bocah.
" jan tenan koe ki!!!" dengan kalimta intro itulah kali ini yang mendarat di perutnya adalah tangan "si bidadari yang berubah jadi tidak bidadari lagi "....
"ya kasih tahu dulu ini tuh rasanya apa baru saya tahu" elak si bocah.  

Begitulah dia mulai belajar dan saat penerimaan rapor si bocah dengan mata berbinar-binar karena sudah berupaya maksimal kepengen banget disebut oleh guru wali murid sebagai rangking satu.  Kan bukan hal mustahil.

Saat pembagian rapor pun tiba, saat itu ditemani nenek wanitanya ( ya iyalah namanya juga nenek ya mesti wanita hehehe) dia semangat duduk di bangku paling depan. Suasana pun tiba-tiba mejadi hening.
Guru Wali muridpun mulai dengan  kalimat salam (skip aja ya ), terus kalimat pembuka (skip lagi ), tanya kabar (skip lagi) pokoknya di skip sampe tuh guru wali murid akhirnya mengumumkan juara kelas untuk cawu ini.

"Baik Bapak ibu sekalian, saya akan mengumumkan juara kelas untuk cawu ini " jelas guru wali murid
" Dimulai dari juara III yaitu X (nanti kapan-kapan X saya kasih nama deh)" terang guru tersebut di sambut pelukan si ibu X dan tepukan teman-teman sekelas plus pemikiran positif si bocah tanpa nama -kalo si bocah juara satu kok tenang bukan juara 3-.

"untuk juara II yaitu Y (setelah si X diberi nama saya insyaAllah bakalan ngasih nama Y)" tukas si guru tersebut maka situasinya idem, anak X berpelukan dengan ibunya, tepuk tangan dan pemikiran positif si bocah -kan juara II, ya bukan aku dong, jelas-jelas juara satu-.

Tiba giliran paling menegangkan pada waktu itu ( semoga dalam tulisan berikutnya ada adegan menegangkannya )

" Dan untuk juara satu untuk kali ini adalah 'teman x dan y' ( kalo gitu juaranya si bocah ya kan dia temen x dan y,)" kata guru wali murid itu.

FYI part 1  tulisan berwana abu- abu  adalah tambahan geje dari penulis yang sotoy-,

Maka suasananya pun idem berpelukan, tepuk tangan dan si bocah pun tersenyum lebar ....( tuh kan bener dia juara satunya happy ending nih )  

Ternyata si penulis juga salah, (kan penulis juga manusia punya rasa punya hati jangan samakan dengan psiau belati).  Setelah di buka rapornya si bocah masih ada juga warna merah yang nangkring di rapor ni bocah.

FYI part 2
( kok salah ya bukannya undang-undang kepenulisan pasal satu kalo yang nulis yang tahu ceritanya bakalan bener.. pasal duanya kalo salah ya balik ke pasal satu)

what ever yang penting ceritanya ni bocah enggak jadi juara III, juara II apa lagi juara I..terus kenapa dia mesam-mesem kayak gitu ternyata dia tetep positif bahkan saat itu...

Seperti kata archimedes  cerita pendeknya :yang dikisahkan lari telanjang saking gembiranya menemukan hukum archimides sambil teriak teriak eureka

Cerita agak panjanganya : Pada suatu hari Archimedes dimintai Raja Hieron II untuk menyelidiki apakah mahkota emasnya dicampuri perak atau tidak. Archimedes memikirkan masalah ini dengan sungguh-sungguh. Hingga ia merasa sangat letih dan menceburkan dirinya dalam bak mandi umum penuh dengan air. Lalu, ia memperhatikan ada air yang tumpah ke lantai dan seketika itu pula ia menemukan jawabannya. Ia bangkit berdiri, dan berlari sepanjang jalan ke rumah dengan telanjang bulat. Setiba di rumah ia berteriak pada istrinya, "Eureka! Eureka!" yang artinya "sudah kutemukan! sudah kutemukan!" Lalu ia membuat hukum Archimedes.

Tercetuslah quote favorit  :
" Kalo menyerah...itu bukan AKU..."..... 
alasan logis dia tetep setia dengan rapor warna merah adalah :
1. sistem SKS yang celakanya saat kuliah di adopsi oleh si bocah bahkan lebih parah jika saat itu SKS= Sistem Kebut Seminggu maka saat mahasiswa berevolusi menjadi Sistem Kebut Semalam.
2. tidak ada yang instan kecuali mie instan, nasi instan, bumbu instan de el el
3. silahkan mengisi jawaban alasan anda di komentar blog ini hehehe

Note :
Kalimat yang berwarna abu-abu adalah sisipan kalimat geje berupa tambahan di luar cerita yang sebenernya dari penulis yang membuat tulisan semakin geje.

To Be Continue atau tamat



Komentar

Postingan Populer